BREAKING NEWS
Loading...

Misteri Gunung Pulosari

Gunung Pulosari yang ada di Kabupaten Pandeglang provinsi Banten, merupakan gunung yang paling sering dikunjungi para pendaki selain Gunung Aseupan dan Gunung Karang. Gunung Pulosari mempunya tinggi 1.346 mdpl yang mungkin untuk para pendaki pemula didaerah Pandeglang sangat cocok didaki sebelum pergi mendaki gunung lain yang lebih tinggi. Gunung Pulosari diperkirakan sebagai tempat keramat Kerajaan Sunda pada tahun 932 dan 1030 dibagian utara provinsi Banten sekarang. [Sumber 1]

Amatir Juga Bisa Beruntung

BUKU BARU.. Eh maksudnya puisi gue berhasil jadi salah satu puisi yang akan dibukukan. Alhamdulillah~

Kemarin-kemari gue giat pisan nyari 'lomba menulis' dikolom pencarian di Twitter, gak sedikit juga link yang menyediakan informasi seputar lomba menulis, dari semua link yang gue buka, ada dua lomba menulis puisi yang menarik untuk gue ikuti, lomba menulis dengan tema 'Sahabat' dan 'Tribute to Chairil Anwar'. Dengan modal yakin, jari, ingatan dan foto bareng temen-temen, gue mulai nulis puisi tentang sahabat, kurang lebih berjam-jam gue buat puisi dadakan tersebut, hingga selesai dan akhirnya gue kirim ke alamat e-mail yang panitia sediakan.

Kalau tentang Chairil Anwar, gue buat itu setelah baca-baca biografi beliau dan tentu karya-karyanya. Menurut gue, karya beliau selain "AKU", ada juga karyanya dengan judul "Karawang - Bekasi" yang menurut gue itu lebih bagus dari karyanya dengan judul "AKU" tadi. Dari situ gue mulai nulis kata demi kata hingga jadi puisi untuk beliau.

Pengumuman hasil pemenang tiba, puisi gue dengan judul 'Sejatinya kau Sahabat' Jadi salah satu kontributor terpilih yang mana karyanya akan dibukukan, dapet e-sertifikat, buku geratis dan voucher apa itu gut lupa. Walaupun bukan di 10 besar, gue tetep bangga, debut pertama ikut lomba begituan gue langsung dapet, alhamdulillah~

 ini cuma mau bikin kamu termotivasi, iya kamu~

Puisi tentang 'Chairil Anwar'
Ternyata, naskah yang gue kirim lolos sebagai kontributor terpilih, setali tiga uang mungkin kalau pribahasa mah. Amatir yang beruntung gue pikir. Tapi, ada keraguan didalam pengumuman lomba puisi 'Chairil Anwar' tersebut. Beda dari pengumuman, ternyata kontributor terpilih dikenakan biaya, ya mungkinga terlalu besar, tapi itu ga ada di informasi awal pas pengumuman syarat mengikutinya. Ternyata bukan cuma gue yang ragu, mereka yang ikut ngirim naskah juga dibuat ragu dengan e-mail meminta biaya tersebut



antara takut hoax dan takut rugi mungkin tipis, kalau gue meh mending jujur, takut rugi, gitu~
Jadi, Alhamdulillah





Gadis Pantai

Selamat tahun dimana umur kita makin pendek, guys..

Selama tahun kemarin, ada salah satu buku yang pengen banget gue punya dan baca itu sehari langsung tamat. Buku dari Pramoedya Ananta Toer ini begitu menarik perhatian gue sehingga tekad gue bulat untuk nabung. Bulan berikutnya uang itu terkumpul dan setelah pulang kuli gue memutuskan untuk mampir di berbagai toko buku yang mungkin masih menyimpan salah satu buku beliau. Apapun judulnya, kalau ada, gue langsung beli itu buku. Tapi nihil, ga ada yang gue dapet dari toko-toko itu, mungkin karena buku lama yang kemungkinan kecil untuk dicetak ulang, mungkin.

Dan baru tanggal 30 Desember kemarin gue baru bisa baca bukunya, ya walaupun e-book, itu udah buat gue puas lah, daripada keliling tanpa hasil. Dan barusan, gue baru beres baca bukunya dengan judul Gadis Pantai, yeaaa \m/

oOo
Novel ini diangkat dari kisah nenek beliau dikala belia, novel ini bisa disebut 'unfinished novel'. Sebab tidak lain karena ia merupakan buku pertama dari rangkaian triologi, sedangkan naskah buku ke dua dan ketiga hilang, lenyap oleh vandalisme politik 1965 yang sampai sekarang tak dapat ditemukan dan dilacak kembali.
Tentang naskah dua buku terakhir yang entah dimana, Pram sendiri menjelaskan, bahwa bagian kedua meliputi perjuangan kaum nasionalis dan bagian ketiga menyangkut perjuangan kemerdekaan yang beliau sendiri ikut terjun didalamnya.

Gadis Pantai

Waktu itu Gadis Pantai masih berumur 14 tahun, tinggal di Kampung Nelayan. Sebagaimana anak pada umurnya, ia suka bermain dipantai, membantu ibuya didapur atau juga membantu bapaknya membetulkan jala. Beberapa hari kemudian ada seorang utusan Bendoro (pejabat tinggi pada masa kolonial) dari kota untuk membawa Gadis Pantai, orangtuanya, dan kepala kampung untuk menemuinya dikota.

Ternyata dikota, Gadis Pantai akan dinikahi oleh bendoro tersebut. Selama prosesnya, bendoro/calon suaminya tidak hadir menemui calon istrinya Gadis Pantai, melainkan diwakilkan dengan sebilah keris. Setelah menjadi istri Bendoro, Gadis Pantai dilayani seorang bujang tua, dan dari bujang tua inilah Gadis Pantai belajar bagaimana melayani seorang Bendoro yang tak lain suaminya sendiri.

Dikediamannya yang baru, gerak sang Gadis Pantai sangatlah terbatas, disana dia bekerja, melayani dan taat kepada perintah Bendoro. Bujang tua yang setia kepadanya tersebut sudah menjadi kewajibannya untuk mengajarkan bagaimana bersikap dan berbicara ketika sedang berhadapan dengan Bendoro. Suatu ketika ada sebuah kejadian yang menyebabkan Bujang tua di usir oleh Bendoro. Sejak saat itu, Gadis Pantai sangat amat kesepian. Tak lama datang seorang bujan yang masih muda bernama Mardinah untuk menggantikan sosok Bujang tua untuk melayani segala yang dibutuhkan Gadis Pantai.

Dua tahun berlalu. Gadis Pantai mendapat ijin dari Bendoro untuk menemui kedua orangtuanya di Kampung dengan Mardinah yang harus menemaninya. Sampai di Kampung Nelayan, Gadis Pantai baru mengetahui ternyata Mardinah adalah utusan Bendoro lain untuk membunuhnya, dan jika Mardinah berhasilm maka ia akan dijadikan istri kelima oleh Bendoro lain tersebut. Mardinah pun diberi hukuman oleh warga Kampung Nelayan karena percobaan pembunuhan.

Tahun ketiga perkawinannya dengan Bendoro, Gadis Pantai pun hamil. Bapak Gadis Pantai yang mengetahui bahwa Gadis Pantai hanya sebagai istri percobaan seorang Bendoro pun merasa bersalah terhadap putrinya. Bapak Gadis Pantai pergi ke kota setelah beberapa bulan cucu nya lahir, dan saat itu pula Bendoro menceraikan Gadis Pantai tanpa boleh bertemu lagi untuk selamanya dengan anaknya, dan Bendoro memintanya agar melupakan semua yang terjadi seperti sedang tidak ada yang terjadi kepada dirinya. Bendoro pun memberi uang kepada mereka berdua untuk segera pergi meninggalkan tempat ini, Gadis Pantai sangat terpukul dengan kenyataan yang harus ia terima.

Dengan tangis yang menjadi dan kenyataan yang didapat, Gadis Pantai dengan bapaknya pulang ke Kampung Nelayan, tak kuat jika harus menanggung malu saat sampai di kampung nelayan, Gadis Pantai pun memutuskan untuk kembali ke kota dan pergi ke Blora untuk mencari bekas Bujang wanitanya yang di usir oleh Bendoro.

oOo
Didalemnya ada beberapa puisi, sama terkekangnya permempuan pada masa itu juga masih adanya kelas-kelas dalam masyarakat.
Kali aja penasaran terus mau baca, tenang, gue gak nyuruh download kok, tinggalin aja komen sama e-mailnya, nanti gue send~